Slogan orang Ngapak |
Bahasa
Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Yogyakarta
dan Surakarta,
dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama yakni akhiran 'a'
tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego' (nasi), di
wilayah Banyumasan
orang makan 'sega'. Selain itu, kata-kata yang berakhiran huruf mati dibaca
penuh, misalnya kata enak oleh dialek lain bunyinya ena,
sedangkan dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf 'k'
yang jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan dikenal dengan bahasa Ngapak atau
Ngapak-ngapak.
Sejarah
Menurut para
pakar bahasa, sebagai bagian dari bahasa Jawa maka dari
waktu ke waktu, bahasa Banyumasan
mengalami tahap-tahap perkembangan sebagai berikut:
- Abad ke-9 - 13 sebagai bagian dari bahasa Jawa kuno
- Abad ke-13 - 16 berkembang menjadi bahasa Jawa abad pertengahan
- Abad ke-16 - 20 berkembang menjadi bahasa Jawa baru
- Abad ke-20 - sekarang, sebagai
salah satu dialek bahasa Jawa modern.
(Tahap-tahapan ini tidak berlaku secara universal)
Tahap-tahapan perkembangan tersebut sangat dipengaruhi oleh
munculnya kerajaan-kerajaan di pulau Jawa
yang juga menimbulkan tumbuhnya budaya-budaya feodal. Implikasi selanjutnya
adalah pada perkembangan bahasa Jawa
yang melahirkan tingkatan-tingkatan bahasa berdasarkan status sosial. Tetapi
pengaruh budaya feodal ini tidak terlalu signifikan menerpa masyarakat di
wilayah Banyumasan.
Itulah sebabnya pada tahap perkembangan di era bahasa Jawa modern ini, terdapat
perbedaan yang cukup mencolok antara bahasa Banyumasan dengan bahasa
Jawa standar sehingga di masyarakat Banyumasan timbul istilah bandhekan
untuk merepresentasikan gaya bahasa Jawa standar, atau biasa disebut bahasa wetanan
(timur).
Menurut M. Koderi (salah seorang pakar budaya & bahasa
Banyumasan), kata bandhek secara morfologis berasal dari kata gandhek
yang berarti pesuruh (orang suruhan/yang diperintah), maksudnya orang
suruhan Raja yang diutus ke wilayah Banyumasan. Para pesuruh
ini tentu menggunakan gaya bahasa Jawa
standar (Surakarta / Yogyakarta) yang memang berbeda dengan bahasa Banyumasan.(wikipedia.org)
Maka dari itu, aja isin ngomong basa ngapak. Sing ayu, sing ganteng, ra masalah ngomong ngapak. Ngapak ora ndesani
kok. Ngapak ora elek. Sapa maning sing meh nglestarikaken ngapak nek ora
dewek... iya po ora???
Kalau kalian berminat untuk belajar bahasa ngapak kalian bisa download aplikasinya disini [ziddu].
“..Kiye pancen bahasane dewek aja isin isin nek ora kaiia celek..”[sepenggal lagu ngapak anthem].kalo mau lagu ini klik disini [4shared] .hhe ^_^
Kalau kalian berminat untuk belajar bahasa ngapak kalian bisa download aplikasinya disini [ziddu].
“..Kiye pancen bahasane dewek aja isin isin nek ora kaiia celek..”[sepenggal lagu ngapak anthem].kalo mau lagu ini klik disini [4shared] .hhe ^_^
2 komentar:
Ohw gitu ya...
Posting Komentar